Penemuan ini merupakan yang ketiga sejak 1800 di mana didapatkan planet yang mengorbit sebuah pulsar. Hal yang istimewa dari planet ini ialah ukurannya. Maksimal, planet berukuran 40 persen Jupiter. Jika lebih besar, planet pasti sudah masuk di medan gravitasi bintangnya dan musnah sebelum ditemukan. Namun, meski berukuran kecil, planet ini memiliki massa lebih besar dari Jupiter. Hal ini memberi petunjuk akan asal-usul planet yang dipercaya mayoritas memiliki kandungan oksigen dan karbon.
Planet ini ditemukan setelah pulsarnya ditemukan lebih dulu. Pulsar ditemukan pada tahun 2009 oleh tim ilmuwan yang dipimpin oleh Matthew Bailes dari Swinburne University of Technology di Melbourne dengan teleskop Parkes di New South Wales. Sebulan kemudian, tim ilmuwan itu melihat bahwa ada "gangguan" ketika mengamati pulsar, menandakan adanya planet yang mengorbit pulsar tersebut.
Keberadaan planet itu kemudian dikonfirmasi oleh teleskop yang lebih besar di Inggris dan Amerika Serikat. Planet diketahui mengorbit pulsar dengan periode 2 jam 10 menit saja. Jarak antara planet dan pulsar adalah 600.000 km. Diameter planet lebih kurang hanya 60.000 km. Para astronom percaya, planet adalah inti dari bintang besar yang telah mati.
Bagaimana bintang kemudian bisa menjadi planet berlian? Prosesnya sedikit rumit. Seperti yang diuraikan di Space, Kamis (25/8/2011), pulsar dan planet mulanya adalah 2 bintang yang saling mengorbit di sebuah sistem bintang ganda. Ketika salah satu bintang menua dan meledak, ia menjadi bintang merah raksasa dan kemudian berubah menjadi bintang katai putih.
Planet lain mulai mengisap materi dari planet itu. Planet lain itulah yang menjelma menjadi pulsar PSR J1719-1438. Semakin banyak materi yang diisap, pulsar tersebut berputar semakin cepat. Astronom mengatakan, pulsar bisa berputar 10.000 kali dalam 1 menit sehingga disebut pulsar milidetik. Massa pulsar milidetik alias si PSR J1719-1438 adalah 1,4 kali Matahari dan berdiameter 20 km. Biasanya, bintang katai putih tetap akan mengorbit pulsar, tetapi bisa juga bintang ini "dimakan" olehnya.
Dalam kasus bintang berlian, inti dari katai putih gagal "bersatu" dengan pulsar. "Ketika jarak antara pulsar dan katai putih sangat dekat, katai putih kehilangan banyak materialnya dan terlempar keluar di zona aman dari radius bintang," kata Bailes. Akhirnya, terciptalah planet yang sebenarnya adalah inti dari bintang.
Dari bintang menjadi planet diketahui bahwa jumlah materi yang hilang adalah 99,9 persen. Lalu, apakah planet berlian ini cemerlang layaknya berlian? "Ini sangat spekulatif. Tetapi, jika Anda menyinarinya, saya rasa tak ada alasan bagi planet ini untuk tidak cemerlang seperti berlian," kata Travis Metcalfe dari National Center for Atmospheric Research di Boulder, Colorado. Kabar buruknya, sangat sulit untuk menjangkau planet berlian ini karena berjarak 4.000 tahun cahaya di konstelasi Serpens.
SumbeR : http://sains.kompas.com/read/2011/08/26/14553071/Ditemukan.Planet.Berlian.dari.Bintang.Mati
Comments[ 0 ]
Posting Komentar