Abad ini dikatakan sebagai abad bencana, dari pemanasan global dengan berbagai akibatnya, terorisme, peperangan hingga wabah virus. Belum lagi kemiskinan dan kelaparan
yang melanda sebagian besar manusia di negara-negara miskin, serta maraknya aksi kejahatan.
Tapi ada bencana yang barangkali tidak disadari oleh kita, terjadi begitu saja ketika kita lengah, sehingga kita tidak menduga suatu saat dapat menghancurkan hidup kita, yaitu teknologi.
Semakin kuat, canggih dan menyebar, maka potensi bahaya dari teknologi semakin besar. Bagaimanakah teknologi bisa menyebabkan bencana dalam kehidupan kita?
"Video Konferensi"
Video konferensi dapat sangat berbahaya dengan berbagai sebab. Terutama memberi ilusi seperti sebuah pertemuan tatap muka, sehingga anda akan kehilangan sangat banyak detail-detail penting.
Pertama, ketika orang bertatap muka melalui telekonferensi, maka dia akan melihat lawan bicaranya begitu meyakinkan dan profesional. Tidak akan terlihat detail-detail yang akan mengurangi penilaian anda terhadap lawan bicara. Mungkin dia tidak tampak pucat, tidak jujur, pakaiannya tidak disetrika, mulutnya bau dan lain sebagainya. Detail-detail seperti ini sebetulnya sangat berpengaruh dalam bisnis dan mungkin bisa menjadi sebab kegagalan proyek anda.
Yang kedua, banyak pihak yang akan menderita jika kita semua berkomunikasi di hadapan layar saja tanpa melakukan perjalanan bisnis apa pun, seperti perusahaan penerbangan, biro perjalanan, perhotelan, restoran, perusahaan taxi dan banyak lagi pihak terkait lainnya.
Hanya karena anda dapat melihat lawan bicara di layar, bukan berarti sama dengan bertatap muka. Bagaimana pun telekonferensi tidak bisa sepenuhnya menggantikan pertemuan empat mata. Banyak nilai yang akan terlewat dan bisa membahayakan bisnis anda.
Robot
Robot-robot telah banyak digunakan dalam kegiatan industri berat, seperti otomotif dan pembuatan mesin-mesin besar. Selain itu untuk kegiatan beresiko bagi manusia seperti penjinakan bom dan stasiun pengawas tak berawak di ruang angkasa. Di Korea Selatan kini robot-robot dipekerjakan oleh pihak militer sebagai tentara untuk tugas jaga.
Penggunaan robot sangat menunjang secara teknis karena bisa bekerja dan menghasilkan barang dengan kualitas standard dan tidak pernah merasa lelah. Namun secara etis robot-robot telah menyingkirkan peran manusia sehingga menciptakan banyak pengangguran. Sangat mengerikan seandainya robot-robot akan menggantikan peran manusia lebih jauh hingga menciptakan ras baru yang akan memerangi manusia dan menguasai bumi.
Rekayasa Genetik
Anda pasti sudah pernah mendengar kemajuan dalam bidang rekayasa genetika seperti tanaman hibrida, kloning, transgen dan lain-lain. Dengan mengutak-atik DNA para ilmuwan rekayasa genetik bermaksud menciptakan spesies unggul, baik tanaman yang berkualitas, hewan ternak unggul tahan penyakit atau manusia cerdas, kuat dan memiliki daya tahan tinggi.
Pada prakteknya rekayasa genetik tidak semudah teorinya. Pada kasus transgen seorang pakar dapat dengan tepat memotong sebagian gen dari DNA suatu organisme, tapi ketika gen tersebut disisipkan ke dalam rangkaian DNA pada organisme lain proses yang terjadi selanjutnya adalah acak dan tidak dapat diduga bagaimana hasilnya. Bisa jadi gen yang dimasukkan akan merusak organisme yang menerimanya.
Banyak petani di dunia berpikir dengan menanam bibit tanaman hasil rekayasa genetik akan menguntungkan karena hasil pertaniannya akan meningkat dengan kualitas nomor satu. Tapi bibit-bibit hasil rekayasa genetik mempunyai struktur gen yang serupa, sehingga berpotensi besar bagi petani akan mengalami kegagalan panen akibat serangan penyakit yang meluas.
Makanan yang diolah dari tanaman hasil rekayasa genetik beresiko mengubah struktur genetik manusia yang memakannya. Zat makanan tersebut diserap oleh tubuh dan dijadikan pembangun struktur sel tubuh manusia, sehingga perubahan gen pada tanaman tersebut akan diadopsi oleh tubuh manusia yang memakannya dan memaksa sel-sel di tubuhnya mengadakan penyesuaian. Selain itu makanan tersebut berpotensi membentuk racun jenis baru yang tidak dikenal oleh tubuh manusia, sehingga menjadi penyebab alergi tak dikenal yang belum ada obatnya.
Para ilmuwan rekayasa genetik menggunakan gen-gen yang tahan dengan antibiotik untuk menandai sel-sel rekayasa genetik. Ini berakibat hasil akhir rekayasa genetik itu berisi gen-gen yang memberikan pembalasan kepada zat antibiotik. Gen-gen ini bisa diambil alih oleh bakteri sehingga ia kebal terhadap antibiotik dan bisa menginfeksi kita dengan mudah.
Diketahui bahwa 37 orang meninggal, 1.500 orang menjadi lumpuh dan 5.000 lainnya lumpuh sementara disebabkan oleh suatu sindrom yang akhirnya dihubungkan dengan triptofan yang dibuat oleh bakteri hasil rekayasa genetik.
Sesungguhnya DNA tidak bisa dipahami dengan mudah. 97% dari DNA manusia tidak diketahui fungsinya oleh para ilmuwan. Sistem kerja sebuah sel sangat kompleks, tidak seorang pun mengetahui keseluruhannya. Kita tidak mengetahui mutasi-mutasi yang terjadi kemudian pada spesies hasil rekayasa genetik yang telah disebarkan. Bisa saja satu koloni bakteri atau virus kemudian menjadi sekelompok monster kecil yang membinasakan umat manusia.
Video Games
Sejak tahun 70-an hingga sekarang perkembangan teknologi video games begitu pesat. Bukan hanya teknologi consolenya yang luar biasa, tapi juga pembuatan gamenya seperti penggunaan teknologi animasi yang canggih, virtual reality, artificial intelligence (AI) dan sistem 3D, serta teknik perekamannya dari CD, DVD hingga Blue Ray Disc. Selain itu para gamers juga dimanjakan dengan berbagai genre dan cerita game yang menarik.
Penggemar games yang sebagian besar adalah anak-anak dan remaja ternyata menunjukkan gejala sudah terkena dampak yang cukup parah dari games, yakni kecanduan yang parah sampai imsonia (susah tidur), sindrom tidak bisa membedakan kenyataan dan khayalan dan meningkatnya agresifitas yang memicu kekerasan dimana suatu games bertema kekerasan diperlukan tingkat kekejaman yang tinggi dari pemain untuk memenangkannya.
Tingkat efek dari video games lebih tinggi dibandingkan dengan film-film kekerasan di televisi dikarenakan penonton film hanya bersifat pasif sedangkan pemain games berinteraksi langsung, baik fisik inderawi maupun pikiran. Kebanyakan anak yang banyak bermain games kekerasan mengalami perubahan perilaku dari mulai memukul hingga membunuh temannya. Jangan dianggap remeh perubahan perilaku ke arah negatif pada anak anda, terutama ketika dia mulai menganggap kalau teman atau adik kecilnya adalah lawannya dalam sebuah games.
Telepon Genggam dan Teknologi Nirkabel Lainnya
Bahaya dari sebuah telepon genggam tidak berhubungan dengan panas yang dihasilkannya oleh sistem listriknya atau panas dari gelombang mikronya, karena sebuah telepon genggam tidak cukup menghasilkan panas yang bisa membakar jaringan.
Yang menjadi permasalahan adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang berpengaruh pada sel di otak anda. Kebanyakan telepon genggam beroperasi pada frekuensi antara 800 MHz sampai 1.900 MHz yang bergerak cepat kesana kemari dan tidak dikenal oleh tubuh, sehingga tidak berbahaya. Ini adalah sinyal yang sama dengan yang menghubungkan telepon genggam anda dengan menara transmisi terdekat. Hal ini seperti juga semua alat elektronik nirkabel lainnya, bukan hanya telepon genggam.
Ketika kita berbicara atau mengirimkan SMS dari telepon genggam, pesan suara atau teks ini ditempatkan dalam gelombang radiasi dalam bentuk paket-paket informasi. Paket-paket informasi ini mengendarai gelombang radiasi lain dan keberadaan mereka mengharuskan ciptaan suatu gelombang radiasi kedua yang hanya bertujuan membawa informasi. Gelombang kedua ini disebut “gelombang radio pembawa informasi” (information-carrying radio wave/ICRW). ICRW bergerak turun naik pada frekuensi 60 Hz yang cakupannya dikenal oleh tubuh kita. Ada perbedaan besar antara gelombang pertama yang berfrekuensi 1.900 MHz dan gelombang kedua 60 Hz. Karena gelombang kedua ini bergerak lebih lambat dan dikenal oleh sel-sel kita, sehingga ICRW ini berpotensi membuat kerusakan pada sel.
Comments[ 0 ]
Posting Komentar